Akhir
Perjalanan Sang Tumbal Liberalisme
Judul :
Kemi 3; Tumbal Liberalisme
Penulis :
Adian Husaini
Penerbit : Gema
Insani Press
Ukuran/Tebal : P x L : 18.3 cm x 12 cm / 268 hal
Cetakan : cet 1-jakarta, gema insani 2015
Novel yang
ditulis oleh Adian Husaini ini adalah novel yang sangat berbeda dan tergolong
unik, pasalnya beliau dapat mengulas materi yang tergolong berat dengan secara
“renyah” dan mudah dimengerti. Penulis mengajak pembaca memasuki dunia islam
yang bebas ala “Liberalisme” dengan argumen-argumennya, dan membedah inti
kerangka pikir mereka dengan lalu memberi pembenaran terhadap kesalahan yang
mereka statementkan
.
Buku Kemi 3 :
Tumbal Liberalisme, adalah seri ketiga sekaligus penutup dari trilogy Kemi yang
ditulis oleh Adiaan Husaini, yang mengulas secara cerdas kesalahan kerangka
berpikir ala kaum Liberal dalam bentuk alur cerita yang dapat dinikmati dan
ringan dibaca.
Dalam buku kemi
seri ke tiga ini, menceritakan kelanjutan kisah kemi seorang santri yang cerdas
dan taat kepada kyainya. Yang kemudian keluar dari pesantrennya untuk kuliah
dijakarta. Ditempat kuliahnya ( kampus damai sentosa), Kemi tidak hanya sekedar
kuliah tapi juga terlibat dengan jaringan islam liberal. Rahmat yang merupakan teman dekat kemi, dia menemukan ketidak beresan
atas kepergian kemi dan akhirnya dia juga menyusul kemi ke Jakarta. Sesampainya
di Jakarta Rahmad tak menyangka apa yang terjadi kepada sahabatnya ini, bahwa
kemi sudah berubah cara pemikirannya menjadi liberal. Bahkan kemipun menantang
rahmat dengan pemikiran barunya bahwa ajaran islam yang diajarkan
dipesantrennya dulu sudah kuno.
Pergerakan Rahmat
dikampus mengancam sindikat gembong liberal yang memanfaatkan kemi untuk
menyebarkan paham tersebut. Setelah kemi tak sanggup untuk membendung
pergerakan rahmat dan mengajak rahmat untuk bergabung dengan paham barunya dia
harus berhadapan dengan Roman si gembong sindikat liberal yang berakir dengan
hilang ingatan kemi setelah menerima penyiksaan yang begitu kejam dari Roman
dan grombolannya.
Pada akhirnya
kemi harus dirawat dirumah sakit jiwa dikarnakan penyiksaan dialaminya tersebut
yang membuat dia hilang ingatan. Ditengah tengah perawatannya kemi diculik oleh
orang yang tak dikenal kesuatu tempat. Dengan kasus penculikan ini rahmat
semakin gesit untuk mencari siapa dalang dibalik pencuikan kemi dan sindikat
yang terlibat didalamnya. Dengan bantuan teman temannya, rahmat berjuang untuk
mencari keberadaan Kemi.
Dalam buku kemi
yang ketiga ini menceritakan bahwa kemi disembunyikan disuatu tempat dan
pengobatannya ditangani oleh dokter Rajil, beliau adalah otak dari penculikan
kemi dan beliau bertugas untuk memulihkan ingatan Kemi.
Dokter Rajil
dalam pengobatannya meminta bantuan kepada paman kemi yang bernama pak Karmi.
Beliau adalah guru mengaji waktu kemi sebelum modok dipesantren sekaligus
pamannya kemi. Dalam perbincangan doktor Ragil dengan Pak Karmi, beliau meminta
agar pak Karmi tidak bertanya hal hal yang tidak penting tentang Kemi dan
merahasiakan keadaan Kemi. Walaupun pak Karmi ragu tapi dia terpaksa
menyetujuinya dikarenakan beliau ingin bertemu dengan murid kesayangannnya
tersebut yang keadaannya sedang tidak baik.” Hitung hitung cari pengalaman”
ujar beliau.
Sesampainya
ditempat kemi dirawat beliau langsung langsung menemui kemi dan menemani kemi
sampai akhirnya kemi sadar kembali dan kemi memeluk pak Karmi dengan mata yang
berkaca kaca. Setelah kemi sadar pak Karmi menanyakan kepada Dokter yang
berjaga tentang tindakan apa yang pelu
dilakukan selanjutnya. Setelah itu pak Karmi berbincang bincang dengan kemi
sambal mencoba memulihkan ingatan kemi secara perlahan. Setelah kesadaran Kemi
pulih, kemi meminta pamannya agar segera pulang dan bertemu dengan kyai Rois
dan Rahmat karena ada sesuatu yang akan mengancam keselamatan mereka. Pak
Karmipun bingung dikarenakan dia sendiri tidak mengetahui dimana dia berada
karena tempatnya sangat tertutup. Kemudian dia bertemu dengan Doktor Rajil
untuk memberi tahu kabar tentang kemi dan permintaan kemi yang ingin segera pulang
dan bertemu dengan Kyai Rois.
Di lain tempat
Rahmat, Ahmad Petuah, dokter Nasrul Dan Bejo sedang berdiskusi tentang dimana
kemi sebenarnya dibawa. Setelah lama berdiskusi mereka menemukan titik terang
siapa dalang dibalik peculikan kemi dan dimana tempat kemi disembunyikan
berdasarkan info info yang mereka dapat. Ditengah tengah obrolan rahmat
mendapat telpon dari Kyai Rois bahwa kemi sudah balik ke pesantren. Dengan
cepatnya Rahmat dan kawan kawan langsung menuju pesantren setelah mendapat berita
tersebut.
Sesampainya
dirumah pak karmi selalu kawatir dengan keadaan kemi dan selalu mengajak kemi
mengobrol untuk menggali ingatannya yang masih hilang dan menanyakan hubungan
dia dengan Dokter Rajil.
Setelah turun
dari bandara Rahmat dan kawan kawan dijemput langsung dan diajak Kyai Rois ke
sebuah hotel untuk mendiskusikan masalah kemi kembali dengan lebih cermat.
Kemi meminta
kepada pamannya agar segera mempertmukannya dengan Kyai Rois. Keesokan harinya
kemi bertemu dengan Kyai Rois untuk memohon agar diterima kembali dipesantren.
Dialogpun terjadi antara Kyai Rois dan Kemi diruang tamu rumah Kyai Rois.
Dikediaman rumah
Rajil, dia dan istrinya sedang berdiskusi hebat tentang masalah harta yang
didapat Rajil untuk menafkahi istrinya. Tanpa disadari Rajil, pemikiran
istrinya jauh diluar dugaan, dia mampu mematahkan logika Rajil padahal istrinya
hanya seorang guru matematika tidak lebih. Diakhir diskusi istrinya dapat
menyadarkannya bahwa tindakannya itu salah. Setelah diskusi berakhir sekitar
dua jam kemudian istrinya menemukan Rajil mati tergeletak diruang tamu dengan
kondisi mulut berbusa bercampur darah.
Kyai Rois dan
Kemi dating menemui dokter Nasrul untuk mengatasi penyakit yang masih diderita
kemi. Sebelum memeriksa kemi mereka dikejutkan dengan berita kematian Dokter
Rajil yang penuh misteri. Setelah menonton kemi ditinggal berdua dengan dokter
Nasrul untuk menjalankan pemeriksaan. Ditengah tengah pemeriksaan Kyai Rois dan
Rahmat dating secara Tergesa gesa dan meminta Kemi dan dokter Nasrul untuk
cepat naik ke mobil. Ditengah perjalanan Kyai Rois berhenti sejenak dijembatan
dan meninta HP Kemi kemudian membuangnya keluar jendela. Setelah itu mereka
langsung bergegas menuju ke pesantren Sabililah untuk berlindung dari kejaran
yang diduga komplotan yang akan membahayakan kemi lagi.
Pesantren
Sabililah langsung menguatkan keamanannya setelah kedatangan Kyai Rois bersama
Kemi dan yang lainnya. Kyai Rois bercerita tentang apa yang sebenarnya terjadi
dan meminta kemi untuk beristirahat ditempat yang telah disediakan. Setelah
lama bercerita dan berdiskusi Kyai Ikhwan pemilik pesantren Sabililah mengajak
Kyai Rois dan yang lainnya untuk melihat keadaan kami. Sejenak kemudian, mereka
dikagetkan dengan kondisi Kemi yang sudah tidak bernyawa lagi dengan keadaan
mulut berbusa, wajahnya teduh, matanya setengah terbuka.
·
Kelebihan
Kelebihan dari
buku ini adalah, penulis dapat menyampaikan materi yang tergolong berat menjadi
ringan dan mudah dimengerti, menjadikan masyarakat yang awwam terhadap
liberalism memahami dengan mudah isi dan kerangka fikir kaum liberalis, konflik
yang diciptakan serta intrik-intrik yang ada didalam nya sangat menarik dan
seru untuk diikuti.
Joke-joke yang
ada didalam novel ini pun, disampaikan secara segar tanpa melalaikan unsur
nilai yang diangkat, sehingga menyajikan humor yang cerdas, pemilihan katanya
pun sangat sesuai dengan Bahasa novel, sangat mendidik dan menghibur.
·
Kekurangan
Ada beberapa
kata-kata ilmiyah yang jarang diketahui oleh pembaca yang awwam sehingga
mengakibatkan pembaca agak sulit memahami secara langsung makna yang dikandung
dari kata yang dimaksud, mengharuskan pembaca memahami lebih dalam untuk
mengetahui makna kata tersebut.
·
Kesimpulan
Novel karya
Adian Husaini ini memang terlihat dengan materi yang berat, namun secara
penulisan dan penyampaiannya ringan dan mudah dipahami, sangat bermanfaat, dan
bias menjadi rujukan bagi yang masih bingung dan merasa awwam dengan ajaran dan
pola pikir kaum Liberalisme.
0 komentar:
Posting Komentar